-->

Raup Ratusan Dolar!! Dari Kampung Preman jadi Kampung Desain, Juarai Lomba Desain Dunia - Cuma Belajar Otodidak!

Juarai Lomba Desain Dunia - Cuma Belajar Otodidak!

Raup Ratusan Juta!! Dari Kampung Terpencil, Juarai Lomba Desain Dunia - Cuma Belajar Otodidak!

Sebuah kampung terpencil yang terletak di kota Magelang, tepatnya berada di Desa Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang berada di daerah terpencil dari pusat kota Magelang. Punya cerita yang mungkin bisa menginspirasi sobat kampret semua, termasuk aku sendiri.

Siapa yang menyangka, sebuah desa terpencil bernama Desa Kaliabu tersebut lahir ratusan desainer muda dengan karya-karya nya yang mendunia. Bahkan menjadi mata pencaharian utama mereka Sob, ini berarti hasil dari desain menjanjikan untuk ditekuni nih, yang nggak mau kalah sama desainer-desainer kota.


Kampung Desain

Nah karena banyaknya para designer di desa Kaliabu, kemudian desa ini disebut Kampung Desain. Mereka membentuk komunitas yang bernama "Komunitas Rewo-rewo" yang artinya saya kutip di blog yunisant.blogpot.com kurang lebih artinya "Rewo-rewo adalah sebuah kata kiasan yang muncul sebagai ungkapan jiwa seseorang yang mengambil sikap hidupnya tanpa aturan/bebas merdeka. Di sini mereka bebas mengungkapkan dan menyalurkan isi hatinya dikala apapun suasananya. Susah, senang, sedih, bahagia, apapun bahasa lainnya yg masih satu marga.....intinya bebas sesuka hatinya.". Nah artinya mendalam banget ya sob, seorang desainer memang harus membebaskan isi hati dan pikirannya sob, supaya lahir kreasi-kreasi baru yang selama ini belum ada.

Setiap hari mereka membuat Icon atau Logo dari perusahaan-perusahaan dari berbagai belahan dunia yang kemudian mereka kompetisikan, bersaing dengan para designer lain.

“Jika menang kompetisi itu bisa dapat hadiah puluhan sampai ratusan dolar,“ kata Yunan Hamami (36), warga setempat, Jumat (9/1/2015).

Otodidak

Komunitas ini pada awalnya hanya terdiri dari enam orang anggota saja, namun seiring waktu komunitas ini pun terus bertambah hingga mencapai 250 orang yang semuanya adalah warga desa Kaliabu.

“Salah satu pencetus komunitas ini Muhammad Abdul Bar, dulu dia supir bus malam, tetapi banting stir menjadi desainer logo, beliau lalu mengajak saudara-saudara dan para tetangga untuk belajar desain sekaligus mencari uang dari hasil desain itu sendiri,“ ungkap Yunani Hamam atau yang sering dipanggil Mamik.

Pada awalnya mamik tidak tertarik dengan profesi desain, namun setelah melihat para tetangganya yang berprofesi sebagai designer sukses, dia pun mulai tertarik dalam dunia desain.  

Menurut Mamik, anggota Komunitas Rewo-rewo kebanyakkan tidak berpendidikan tinggi apalagi jurusan desain. Namun mereka tidak pelit dalam berbagi ilmu atau sharing tentang pengalaman yang mereka dapat bagikan ke anggota lain, seperti mengajari bagaimana cara membuat logo dengan corel atau photoshop.

Setelah bisa, mereka mencari informasi mengenai lomba atau kontes membuat logo, yang kebanyakkan di negara eropa dan australia.

Sering Memenangkan Kontes Logo Dengan Hadiah Puluhan Juta!

Menurut Mamik, hampir semua anggota komunitas rewo-rewo pernah memenangi kontes desain logo. Dengan hadiah rata-rata puluhan sampai ratusan dollar, nggak heran deh kalo desain logo mulai dilirik dan diminati sebagai mata pencaharian utama sebagian besar anggotanya. Dari hasil mendesain logo banyak anggota yang bisa beli motor, mobil, bangun rumah, bahkan memberangkatkan haji kedua orang tuanya. 

Meski sering ikut kontes yang sama dan bersaing dalam kontes yang sama, tapi antar anggota tidak saling menjatuhkan, malah saling mendukung satu sama lain supaya logonya menjadi lebih "sempurna". Dan hebatnya lagi Sob, direktur dari suatu situs web di Eropa rela datang ke Desa Kaliabu untuk memastikan rasa penasaranya, bagaimana bisa warga yang tinggal di perkampungan terpencil tersebut bisa sering memenangi kontes desain logo level internasional. Wih mantep nggak tuh Sob..  Semoga jadi inspirasi kita semua nih Sobat Kampret

Click to comment